Ini Dia Kata yang yang Dianggap Benar di Masyarakat Tapi Salah

Bahasa Indonesia adalah bahasa sah di Indonesia juga sekaligus jadi bahasa persatuan. Dalam bahasa Indonesia, orang dari sabang hingga merauke yg tidak sama suku dapat sama sama berkomunikasi. Tidak hanya itu, bahasa Indonesia ikut adalah satu diantaranya unsur kekayaan budaya bangsa.

Tetapi, sangatlah disayangkan. Gak dikit rakyat Indonesia sendiri, yg lahir serta di besarkan di Bumi Ibu Pertiwi gak mengontrol bahasa Indonesia. Memanfaatkan bahasa Indonesia seenaknya serta tidak pas atura-aturan yg laku, merubah kosa kata baku dengan yg tak baku, atau mengkombinasikan adukkan pada bahasa asing serta bahasa Indonesia. Karena itu, muncul beragam kekeliruan dalam berbahasa Indonesia yg udah di toleransi oleh warga. Udah dikira biasa, atau bahkan juga sangat sedikit orang yg tahu bila adat itu salah.

Simak Juga : kata baku dan tidak baku
Kekeliruan berbahasa Indonesia yg di toleransi, salah satunya :

1. Pemanfaatan kata rubah punya ” nya ”
Siapa namanya? Alamatnya dimana? Bisa tahu nomer teleponnya, nggak?
Tersebut kalimat yg biasa dimanfaatkan bila kita berteman dengan orang baru. Sepintas kelihatan biasa saja. Namun, sesungguhnya kalimat itu salah. Apakah yg salah?

Dalam kalimat itu ada kata ” namanya ” . Penting dipahami, kalau kata ” -nya ” merupakan kata rubah punya buat orang ke-tiga. Apabila dalam bahasa Inggris sama seperti ” his ” atau ” her ” . Jadi, sangatlah tak etis seandainya kita ajukan pertanyaan terhadap orang ke dua (kamu) namun kita memanfaatkan kata rubah punya orang ke-tiga (ia) .

Bila kita artikan dengan cara harfiah, karena itu mempunyai arti bisa jadi ” siapa nama ia? ” . Kelihatan, ‘kan, bila susunan kalimatnya salah? Tidakkah tak menyambung disaat kita ajukan pertanyaan terhadap orang ke dua, jadi memanfaatkan ujarnya. Selayaknya kita teliti. Seandainya ada yg ajukan pertanyaan ” siapa namanya ” , karena itu jawablah, ” Nama siapa? Yg Anda tujuan, ia siapa? ” Baru dijawab apabila redaksi kalimatnya diperbaiki berubah menjadi, ” Siapa namamu? ”

2. Kata ” oke ”
Oke, kelak kita ketemuan jam enam.
Kata ” oke ” udah umum dimanfaatkan di warga. Dimulai dari golongan rakyat biasa hingga banyak petinggi negara. Kata ” oke ” kebanyakan dimanfaatkan kala kita mendukung pengakuan orang-orang.

Tahukah Anda, bila kata ” oke ” sesungguhnya bukan bahasa Indonesia asli? Kata ” oke ” sesungguhnya adalah bahasa Inggris yg apabila dialihkan ke bahasa Indonesia ini mengandung arti ” oke ” .

Sayangnya, terdapat banyak yg lebih puas memanfaatkan kata ” oke ” ketimbang oke. Walaupun sebenarnya, sebagai ciri-ciri bangsa Indonesia merupakan kata oke. Sayang, sebagian besar warga udah melupakan peraturan itu serta memandangnya suatu hal yg benar.

3. Pelafalan huruf ” V ”
Bagaimana caranya kalian membaca TVRI? Bagaimana juga kalian menyampaikan TV?

Tersebut kekeliruan yg banyak berlangsung di warga. Ialah pelafalan huruf V yg kerap kita baca ” Vi ” . Misalnya, TV dibaca ” Ti Vi ” . Walaupun sebenarnya, dalam bahasa Indonesia huruf T dibaca ” Te ” serta huruf V dibaca ” Ve ” , bukan ” Vi ” .
4. Imbuhan ” -ir ”
Jadi staf keuangan, tentunya mesti bisa mengatur keuangan perusahaan
Besar kemungkinan kata ” mengatur ” udah gak aneh kembali di telinga kita. Mengatur biasa kita artikan jadi ” mengontrol ” , ” membuat ” atau ” mengatur ” . Sesungguhnya tak semuanya salah. Tetapi, ada kekeliruan pemanfaatan imbuhan ” -ir ” dalam akhir kata organisasi. Walaupun sebenarnya imbuhan ” -ir ” tak ada di dalam peraturan kebahasaan bahasa Indonesia. Yg ada merupakan imbuhan ” -isasi ” . Jadi, kata yg kerap kita dengar atau katakan seperti, mengatur, meminimalkan, serta menetralkan sesungguhnya kurang pas. Selayaknya, kata ” mengatur ” ditukar berubah menjadi ” mengorganisasi ” . ” Menetralkan ” harusnya di ubah berubah menjadi ” menetralisasi ” .

Lihat Juga : artikel pendidikan

5. Kata rubah ” gua ”
Ehh besok gua ada kerja group sama Meli. Lu pengin nemenin nggak? Sekaligus Lu pdkt sama ia
Menyaksikan kalimat diatas, terasa mau menangis. Demikian kalut bahasa Indonesia yg dimanfaatkan. Banyak kata yg tidak pas dalam bahasa Indonesia yg baku, bahasa yg sesuai EYD.

Memang banyak yg butuh dikoreksi. Namun, kesempatan ini saya bakal membicarakan kata ” gua ” .

Buat golongan millenials, udah gak asing untuk mereka kata ” gua ” jadi kata rubah orang pertama. Walaupun sebenarnya, dalam KBBI, kata ” gua ” merupakan suatu terowongan dibawah tanah. Misalnya saja Gua Belanda, Gua Jepang, Gua Hira dsb. Tidaklah ada kata ” gua ” jadi kata rubah orang pertama.

Tersebut 5 kekeliruan berbahasa Indonesia yg udah di toleransi. Hingga, baik di golongan warga terbelakang, golongan berpendidikan, bahkan juga hingga petinggi sekalinya merasa kekeliruan itu benar serta biasa saja. Mari kita perbaiki kembali tata kebahasaan kita. Pakai bahasa Indonesia yg benar serta baik. Lantaran, bila bukan di mulai dari diri kita sendiri, oleh siapa kembali?

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s