Yuk Intip, Hanya 5 Kali Ketemu Dosen, Garap Skripsi 3.045 Halaman

Kerjakan Pekerjaan Akhir (TA) telah jadi hal yang wajar buat tiap mahasiswa. Umumnya mereka mengepaknya dalam beberapa puluh sampai beberapa ratus halaman saja. Tapi, di Institut Tehnologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, ada mahasiswa bernama Muharom Gani Irwanda yang kerjakan TA sampai 3.045 halaman.

Mahasiswa Departemen Tehnik Infrastruktur Sipil ITS ini rupanya memiliki segudang prestasi. Yuk baca perjalanan singkat Gani, panggilan akrabnya.

Simak Juga : terbilang excel

  1. Gani cuma perlu lima kali tatap muka dengan dosen

Kerjakan TA beribu halaman bukan hal susah buat Gani. Dia akui, cuma perlu lima kali tatap muka dengan dosen pembimbingnya, Sukobar, untuk dapat meneruskan sidang. Bahkan juga, untuk mengakhiri bab empat sampai lampiran tidak kurang dari sebulan.

Gani sedang ikuti magang bersertifikat dari perusahaan BUMN. Karenanya, dia baru betul-betul kerjakan TA pada tujuh hari sebelum Lebaran.

“Lalu kemudian baru dapat kerjakan 29 Juni sampai 5 Juli lalu,” tutur pria berkaca mata itu.

Untuk mengakali supaya pembuatan TA-nya masih termonitor, Gani setuju bersama dengan dosen pembimbingnya lakukan tuntunan daring. Dia seringkali kirim draft-nya lewat e-mail serta dibicarakan lewat WhatsApp.

Artikel Terkait : rumus if

  1. Gani ikhlas tidur dua jam satu hari

Sampai kini, Gani kerjakan semua sisi TA kepunyaannya di program Microsoft Excel. Dia belum pernah menduga bila TA yang dia lakukan sampai tiga beberapa ribu halaman. Pria kelahiran Bojonegoro itu baru sadar waktu sepupunya menolong mengalkulasi keseluruhan halaman.

“Saya fikir cuma di rata-rata seribu, nyatanya sampai tiga beberapa ribu,” katanya.

Bila umumnya ketebalan TA ada di lampiran, beda narasi dengan mahasiswa yang konsentrasi pada manajemen konstruksi ini. Untuk bab satu sampai tiga dia lakukan dari halaman 1 sampai 152. Seterusnya bab empat sampai delapan dari halaman 153 sampai 2.893.

“Sisanya ialah lampiran serta cover,” kata Gani.

Sepanjang proses pembuatan, Gani terus memonitor monitor laptop sepanjang 15 jam. Tidak tanggung-tanggung, sepanjang 1 minggu sebelum sidang dia ikhlas memotong jam tidurnya jadi dua jam /hari.

“Bahkan, ibu saya sampai cemas serta pada akhirnya turut ke Surabaya untuk temani sepanjang proses pembuatan itu, ibu betul-betul supporting sistem buat saya,” katanya.

Baca : Is Yuniarto, Membuat Budaya Indonesia Mendunia Melalui Komik

  1. Mempelajari konstruksi apartemen di Citraland

Berkaitan riset TA, Gani mengulas mengenai gedung. Dia pilih mempelajari Apartemen Denver di lokasi Citraland, Surabaya, Jawa Timur. Dia awalannya ingin mengakhiri TA untuk gedung 37 lantai, tetapi tidak di setujui dosen pembimbingnya.

“Namun, dosen saya melarang, tuturnya saya akan kesusahan,” tutur ia.

Pada akhirnya, Gani kerjakan 11 lantai yang semasing dirincikan hitungannya. Dengan demikian, ada 11 perhitungan volume, kemampuan produksi serta tenaga kerja, jumlahnya alat, waktu sampai perkiraan harga yang berlainan.

“Saya merasakan ditantang, sebab tidak dapat kerjakan 37 lantai, saya harus dapat kerjakan 11 lantai secara baik,” katanya.

  1. Objek penelitiannya tidak gampang di teliti
    bangunan/Pixabay/Free-Photos
    Gedung yang dia pakai memang mempunyai kesusahan di atas rata-rata. Gedung ini berupa kotak dibagian bawah, lalu meninggi ke atas berupa huruf L. Diluar itu, paling tidak ada enam ketidaksamaan konstruksi. Seperti pada sebuah gedung saja ada ketidaksamaan ukuran balok serta besi yang dipakai.

“Saya telah meniatkan untuk lakukan yang paling baik di TA ini, mudah-mudahan nanti bisa bermanfaat serta jadi rujukan untuk rekan-rekan yang ingin konsentrasi pada cara konstruksi,” katanya.

  1. Gani punyai segudang prestasi

Sebelum mengakhiri TA, Gani termasuk mahasiswa berprestasi di ITS. Dia seringkali ikuti lomba pada tingkat nasional sampai internasional. Dalam persaingan yang diikutinya, dia menyapu beberapa penghargaan alias jadi juara.

“Alhamdulillah (lomba ), lomba terdapat beberapa,” katanya.

Gani sudah pernah turut lomba kreativitas serta pengembangan. Lomba ini adalah lomba design bangunan gedung tinggi tahan gempa internasional oleh NCREE Taiwan pada 2018. Dia jadi winner of quake resistant building category.

Pada tingkat nasional, Gani sudah pernah juara satu lomba karya catat ilmiah di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2017. Ia ikuti lomba design kota berbasiskan lingkungan serta berpikiran Nusantara. Tidak itu saja, dia juara dua lomba di Kampus Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan pagelaran yang lain.

  1. Gani ingin selekasnya berperan di dunia kerja
    Buat Skripsi 3.045 Halaman, Mahasiswa ITS Cuma 5 Kali Bertemu DosenIDN Times/spesial
    Walau mempunyai segudang prestasi, Gani belum tertarik meneruskan studinya. Dia sekarang ingin mengaplikasikan pengetahuan yang dipunyainya di dunia kerja serta industri.

Gani masih jalani magang di satu diantara perusahaan dibawah BUMN. Dia ingin berperan untuk negara, terutamanya di bagian yang ditekuninya, yakni tehnik sipil.

“Jika magang masih sampai Agustus. Jika usai magang mempraktikan pengetahuan yang dipelajari. Untuk sambungnya masih esok saja sepertinya. Ingin kerja dahulu,” Gani memungkasi.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s